Adinda, dan ceritanya...

ocehan yang tak terungkap meLaLui makna bicara yang sesungguhnya :)

"Happy"(?!?!) Birth Day


Sekitar satu minggu yang LaLu, beberapa teman berebut ingin berjabat tangan dengan saya. Bukan. Bukan karena video saya tiba tiba muncuL di youtube dan infotainment :-p tapi karena pada hari itu, 19 Agustus yang LaLu, saya sedang mengaLami apa yang disebut banyak orang sebagai uLang tahun. Ya, saya bertambah tua, jatah hidup saya semakin berkurang, tapi orang Lain berLomba memberi seLamat. Ironis. Ah, tapi saya positive thinking sajah, mereka memberi seLamat sebagai pengingat saya untuk tetap dan seLaLu bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup, merasakan nikmat duniawi, dan berusaha bermanfaat bagi orang Lain.
Sedikit kontempLasi untuk memotivasi diri atas hidup saya yang agak kacau beLakangan ini,
“ Hidup hanyaLah intervaL antara dua kejadian, yang diawaLi dengan keLahiran, dan diakhiri oLeh kematian. Pada dasarnya hidup berkaitan erat dengan waktu. Pembagian waktu yang baik berbanding Lurus dengan kuaLitas hidup yang baik. Maka, JaLaniLah hidup tanpa LeLah bersyukur atas waktu yang diberikan oLehNya untuk kita senantiasa beLajar. Bersyukur, bersyukur, bersyukur. Untuk segaLa nikmat hidup yang kita terima. NikmatiLah hidupmu, dan dirikanLah ibadahmu. ” *)

*) tuLisan yang menjadi cover depan agenda buLanan saya yang dimuLai sejak buLan agustus 2009. Hehe. Wish me success with this thing yaa.... :))

Cheers everyone.
Love, dind

absurd writing. dont read on it!

" Home aLone and havin onLy 1500 rupiahs at my waLLet, what can be worse? "

secuiL sms yang saya kirim ke teman2 terdekat dan my rock and roLL sweetheart dua hari LaLu, bener2 ngebuka hati buat tau siapa yang bener2 care ma kita....

bukan, isi sms itu ngga boong, it was reaLLy happenned in my Life since two days ago.
How terribLe..

Tapi buktinya aku masi bisa hidup sampe detik ini buat nuLis ini. Yeah, hidup adaLah tentang berjuang. saya meyakini itu..

dan dari dua hari perjaLanan hidup yang cukup berarti dan menyenangkan hati saya, ada peLajaran yang bisa diambiL :
1. SureLy, friend is someone who stands u at good and bad times...
2. kaLo Lagi punya duit banyak, jangan Lupa nabung!!!
3. Love is not as worth as u think. Dont waste ur time on that...
4. Kerjakan skripsi saat bahagia, jangan saat stress. karna akan menambah stress..
5. piLih pasangan yang membuatmu berpikir bahwa "he/she completes me.."
6. nonton fiLm dan hura hura ngga jeLas yang tanpa duit jauh Lbi fun daripada di rumah, mengurung diri, mengerjakan skripsi, ngabisisIn Listrik...hehe

ada yang mo nambahin Lagi? boLeh...

*ngga jeLas mode ON*

Love, Dind

baLada si hitam mungiL


“barusan aja yang pake keLuar mbak, cowok……………..”
astaghfiruLLahadzim…
“maaf ya mbak..”
mau gimana Lagi, saya yang teLedor koq mbak. Makasih yaa..
“iya deh”


Petikan dialog itu bukan naskah film pendek atau cerpen karya saya. Tapi itu adalah buah dari apa yang dinamakan teledor, ceroboh, pelupa, yang seolah sudah mendarah daging dalam jiwa saya. Yeaa..flash disk yang sudah menemani saya selama 2 tahun terakhir ini harus saya relakan berada di tangan orang lain yang bahkan wajahnya pun saya tidak tahu.

Jadi ceritanya siang itu saya mendampingi adik adik yang bersemangat di organ tempat saya mengabdi dalam rangka membantu mahasiswa baru mendaftar ulang di kampus tercinta. Saat tiba istirahat untuk sholat jumat, saya berdiam diri di posko dan mengantuk. Entah dari mana tiba-tiba ghiroh yang saya tunggu selama ini untuk menyentuh kembali skripsi saya muncul meluap luap di tengah keramaian di sekitar saya. Tanpa menunda-nunda saya langsung meluncur ke warnet –believe it or not, saya baru pertama kali memakai warnet ini selama empat tahun saya di jember- lalu saya memutuskan untuk menggunakan paket dua jam. Dalam hati saya menimbang, ”ah, nanti slese masih jam dua kurang, masih cukup waktu buat solat dhuhur.” Dan meluncurlah jari jemari, mata, dan seluruh pikiran saya di dunia maya tanpa batas itu.

Ide-ide dan artikel-artikel untuk menunjang skripshit satu persatu tampak di layar untuk kemudian mulai saya unduh, ditambah beberapa hiburan karya composer musik Indonesia turut menjejali chip kecil di dalam flash disk tercinta. Begitu saja hingga tak terasa waktu dua jam hampir usai, dan salah satu bahan berformat pdf yang saya peroleh belum slese waktu downloadnya. Singkat kata saya menambah waktu sekitar 15 menit untuk menuntaskannya. Tanpa merasa ada yang tertinggal saya melenggang keluar bilik untuk membayar lalu pulang.

Sampai di kamar kost, saya langsung mengganti pakaian, lalu mengambil air wudhu dan solat dhuhur, padahal waktu sudah menunjuk pukul setengah tiga yang sudah mendekati ashar. Dasar saya berprinsip lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, tanpa ada sedikitpun rasa bersalah, saya tunaikan solat dhuhur dengan kekhusukan maksimal yang saya mampu lakukan. Setelah sholat, saya menyalakan komputer dengan niat melanjutkan skripshit yang tertunda beberapa saat. Tangan dan mata saya mulai gelisah ketika mengobok-obok tas dan tidak menemukan si hitam kecil yang berisi ‘harta karun intelektual’ itu…hingga akhirnya saya membalik tas, dan keluarlah semua ‘aksesoris kehidupan’ saya dari dalamnya, dan saya tetap tidak menemukannya. Serasa mencelos hati saya lalu buru buru memakai kembali ‘pakaian untuk keluar’ sambil misuh misuh mengutuki diri sendiri dan meluncur dengan kecepatan maksimal ke warnet tadi, dan itulah sepenggal dialog diatas yang terjadi. Huft.

Ya. Flash disk saya hilang diambil orang. Langkah saya saat keluar tidak secepat ketika memasuki warnet tersebut dan berpikir macam-macam dalam perjalanan pulang ke kost. Semoga foto-foto manis saya yang ada di dalamnya tidak disalahgunakan oleh orang ‘beruntung’ yang menemukannya. Sempat terlintas dalam pikiran saya, inilah sedikit ‘colekan’ dari Sang Maha untuk meminta saya mere-thinking kesalahan-kesalahan kecil yang saya lakukan tanpa sadar dan saya yakini itu sebagai benar. Oh, Allah….sungguh rahasiamu bagaimana mengingatkan hambamu yang lalai. Bagaimanapun, saya tetap bersyukur karena hanya flashdisk yang tertinggal dan hilang, bukan dompet atau hape. Alhamdulilah ya Rabb, di tengah cobaan dariMu, Kau masih menyisakan sedikit untuk hambaMu ini manfaatkan dan mengambil pelajaran. Yahh, akhirnya semoga cepat diberi rejeki untuk membeli flashdisk yang baru, dan semoga rintangan kecil ini tidak menjadi kambing hitam atas semakin melambatnya kelulusan saya dari universitas tercinta ini…..

Love, Dind

ketidakjelasan yang abstrak

beberapa hari kemaren abis poto2 ngga jelas dengan pose yang juga ngga jelas tapi tetap terlihat manis. ahahaha. waktu minta dieditin ma temen, saya bilang, dikasih tulisan adinda dwi agustya donk. Tau dia bilang apa? "ndeso" !! whaddahelll....
At Least saya berpikir positif saja, barangkali dia hanya iri pada wajah manis dan nama indah saya. Dan inilah hasilnya guys. Berbakatkah dia dalam mengedit gambar saya? Biarlah alam yang menilainya. hehehehehehe..

























Love,
Dind

* bayang-bayang kematian sosiaL *

Beberapa hari yang lalu, ketika teman teman sedang berkumpul dan bercanda bersama, ada seorang teman yang diam saja di pojokan –ga usah extrim bayanginnya-, tidak terbawa oleh suasana disekitarnya yang ceria dan hanya terpekur fokus dengan ponselnya, entah apa yang dilakukannya. Belakangan setelah saya bertanya, saya baru tau ternyata dia sibuk mengutak atik sebuah situs jaringan sosial yang sedang in di masyarakat dewasa ini, .

Akhir-akhir ini dunia maya seakan menjadi momok bagi dunia nyata, semakin menjamurnya situs pertemanan maya memiliki efek semakin merebaknya manusia yang anti-sosial di kehidupan nyata. Saya pernah membaca sebuah berita di surat kabar yang membuat saya miris, ketika sekelompok komunitas chatting melakukan kopi darat, minim sekali suara ceria atau guyonan gayeng yang menghiasi pertemuan mereka, karena tiap-tiap individu sibuk menunduk menghadap ke ponselnya masing-masing dan “mengobrol” dengan teman di sekelilingnya melalui aplikasi yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet di ponsel mereka masing-masing. Ada kisah lain yang mungkin belum sempat diungkap, salah seorang ‘teman maya’ pernah menulis status di halaman facebook nya “sedang syahdu mendengar alunan suara yasin di masjid…”. Bisa dibayangkan dimana letak ke-syahdu-annya ketika disaat yang sama dia mendengar, saat itu juga dia sibuk mengutak atik ponsel untuk memberitahu orang diseluruh dunia apa yang sedang dilakukannya??? Ironis. Pun saat begitu banyak kawan yang mengeluh hubungannya dengan pasangan mereka masing-masing mulai agak renggang ketika disangkut pautkan dengan “kiprah” mereka di dunia maya, yang oleh banyak orang disebut-sebut mampu menjauhkan yang dekat dan mampu juga mendekatkan yang jauh. Itulah realita.

Menanggapi fenomena semacam ini, seorang kawan memberi pernyataan bahwa gejala-gejala seperti itu merupakan definisi dari apa yang disebut bayang-bayang kematian sosial. Ketika kecanggihan teknologi perlahan tapi pasti mulai menggerogoti tatanan kehidupan sosial yang selama ini telah terbentuk dengan harmonis. Penggunaan teknologi yang kurang tepat guna akan semakin berdampak pada meningkatnya nilai-nilai egosentris yang individual. Memang benar tidak selamanya hanya poin negatif yang bisa kita ambil dari kemajuan dan kecanggihan teknologi, banyak sekali manfaat dan keuntungannya bagi segala lini kehidupan manusia yang semakin dimudahkan dengan pesatnya perkembangan teknologi di dunia ini. Akhirnya, yang perlu dijadikan bahan pemikiran bersama adalah bagaimana kita -secara dewasa dan profesional- mampu memisahkan dengan tepat antara ruang nyata dan ruang maya, agar kekhawatiran-kekhawatiran atas munculnya wacana kematian sosial tidak membayangi setiap gerak langkah kita. Sanggupkah??


impian saya adaLah

impian saya adaLah
...menyusurinya...

...mendaki puncaknya...

...memandang gedung parLemen ini dengan mata saya...

...menjadi saLah satu manusia yang bisa menyentuhnya...

# bercengkrama #

# sociaLize #

Adind Nda

Create Your Badge